Penerapan SDGs di Indonesia (Banyuwangi)

SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan kesepakatan pembangunan pengganti MDGs (Millenium Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Milenium. SDG sendiri berisi 35 halaman yang disepakati 190 negara dan didalamnya ada 17 goals dan  169 sasaran  pembangunan masa berlakunya pada tahun 2015 – 2030. Berikut adalah 17 goals yang akan dicapai dalam SDG.
No
Goals
1
Menghapus Kemiskinan
2
Menghapus Kelaparan dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan
3
Kesehatan untuk semua umur
4
Pendidikan yang berkualitas dan merata
5
Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan remaja perempuan
6
Ketersediaan air minum dan sanitasi untuk semua
7
Energi untuk semua
8
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan lapangan kerja layak
9
Infrastruktur yang kuat dan industrialisasi yang berkelanjutan
10
Menurunkan ketimbangan
11
Kota dan hunian yang inklusif, aman dan berkelanjutan
12
Pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
13
Melawan perubahan iklim dan dampaknya
14
Konservasi pemanfaatan laut, pesisir dan laut dalam
15
Melindungi dan merestorasi ekosistem, dan perlindungan hutan
16
Masyarakat yang damai, tanpa kekerasan, pemerintahan yang akuntabel, antikorupsi dan non-diskrimasi
17
Kerja sama internasional yang semakin kuat

SDGs berisi seperangkat tujuan  transformatif yang disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali. Prinsip SDGs adalah prinsip “tidak ada seorang pun yang ditinggalkan”. SDGs juga mengandung prinsip yang menekankan kesetaraan antarnegara dan antarwarganegara. SDGs berlaku untuk semua (universal) negara – negara anggota PBB, baik negara maju, miskin dan negara berkembang.
Keberhasilan SDGs sendiri tidak dapat dipisahkan dari peranan penting pemerintah daerah yaitu pemerintah kabupaten/kota. Hal ini disebabkan karena mereka berada lebih dekat dengan warganya, memiliki wewenang untuk mengelola dana, dapat melakukan berbagai inovasi dan membuat kebijakan – kebijakan serta merupakan ujung tombak penyedia layanan publik.
Di Indonesia sendiri, khususnya kabupaten Banyuwangi sudah mulai mengalami pembangunan berkelanjutan dalam beberapa tahun ini. Hal ini dibuktikan dengan turunnya tingkat kemiskinan dari 20,4% menjadi 9,2% dan turunnya tingkat kemiskinan membuat tingkat pengangguran juga turun dari 6% menjadi 2,2% (Berdasarkan data tahun 2016). Hal ini terbukti bahwa pembangunan berkelanjutan di kota/kabupaten sudah berjalan yaitu terkait dengan  goals yang pertama.
Selain itu di Banyuwangi juga mengembangkan goals SDGs yang ke-14 yaitu terkait dengan konservasi pemanfaatan laut, pesisir dan laut dalam. Dimana dalam hal ini pemerintah daerah Banyuwangi mulai mengembangkan wisata – wisata laut dan pesisir mengingat bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi dibatasi oleh lautan. Pemerintah Banyuwangi melihat peluang hal itu untuk menyejahterahkan masyarakat misalnya dengan membuka lapangan kerja ketika ada pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini dengan merombak pantai – pantai yang dahulunya tidak terekspos akhirnya terkspos dan akhirnya menarik masyarakat untuk datang, dari sanalah muncul peluang lapangan pekerjaan terlebih untuk masyarakat sekitar. Baru – baru ini di Banyuwangi terdapat pantai yang dahulu bernama pulau santen sekarang dirombak menjadi pantai syariah berkonsep halal tourism pertama dan satu – satunya yang ada di Banyuwangi. Padahal pantai itu dahulu, infrastruktur sangat tidak bagus dan cenderung kumuh. Namun sekarang pemerintah daerah sudah mulai mengembangkan dan memperbaiki hal itu, tidak hanya itu warga disana (khususnya istri nelayan di pantai tersebut) dilatih untuk membuat ikan bakar ala restaurant hal ini tidak lain bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.  Selain itu masyarakat di daerah pantai pulau santen (pantai syariah) diberi pelatihan untuk mendaur ulang sampah mengingat bahwa dahulu disana banyak sampah yang berserakan.
Sebenarnya masih banyak lagi yang mencerminkan goals dari SDGs yang saat ini dilakukan oleh pemerintah daerah Banyuwangi. Goals tersebut tercapai karena pemerintah dekat dengan warganya, mendengar apa yang warga inginkan, dan melihat peluang – peluang apa yang dapat meningkatkan daya tarik daerah itu sendiri. Selain itu pemerintah sudah dapat mengalokasikan dana dari negara dengan baik. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah juga sudah baik karena di dalam kebijakan sudah mulai ada inovasi – inovasinya. Misalnya saja di Banyuwangi sendiri banyak sekali event – event yang diselenggarakan oleh pemerintah Banyuwangi yang bertujuan untuk mengenalkan budaya dan wisata yang ada di Banyuwangi dan juga menarik wisatawan untuk datang di Banyuwangi. Karena ketika banyak wisatawan datang ke Banyuwangi hal ini membuat pendapatan masyarakat di Banyuwangi juga meningkat. Selain itu, dahulu Banyuwangi yang terkenal sebagai kota santet (citra yang negatif) berubah menjadi kota yang punya wisata alam yang sangat luar biasa dan citra negatif sudah mulai memudar.  

Sumber :
http://www.radiobintangtenggara.com/2017/03/20/tanggulangi-sampah-warga-pulau-santen-diajari-cara-daur-ulang/
http://surabaya.tribunnews.com/2017/03/20/istri-nelayan-pantai-syariah-dilatih-kuliner-ikan-bakar-ala-restoran
https://www.otonomi.co.id/news/angka-kemiskinan-banyuwangi-turun-anas-ini-berkat-peranan-umkm-banyu-1608310.html

http://regional.kompas.com/read/2016/04/26/07204431/UGD.Kemiskinan.Hanya.Ada.di.Banyuwangi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETIDAKMERATAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

Potensi Ekonomi di Banyuwangi

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Konvensional dengan Online